Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 September 2010

Renungan 5 September 2010

Memilih Pacar

Mau membaca tulisan ini? Atau mau berhenti? Ah tidak menarik. Berhenti sajalah toh aku sudah punya pacar. Kalau temanya tentang pacar mungkin menarik juga. Tetapi pacarku kan belum meyakinkan aku. Jadi aku ingin tahu tulisan ini aku lanjutkan membaca. Terima kasih. Karena memang hidup ini adalah pilihan, ya tentu pilihanku, aku mau berhenti sekarang atau nanti itu pilihanku.
Begitu juga aku dalam memilih pacar, memilih teman, memilih sekolah, memilih mau ke gereja atau tidak. Bahkan aku mau memilih mengikuti siapa itu terserah aku. Kuncinya pada diriku. Kalau aku masih ragu-ragu tentu aku tidak boleh menentukan pilihan. Resiko memilih yang salah tentu akan tersesat. Mau tersesat? Ya tentu tidak kan. Karena itu butuh banyak informasi sebelum memilih pasangan hidup. Kalau perlu diadakan penyelidikan, jangan asal ganteng, jangan asal cuantik, jangan asal kaya... jangan tertipu oleh penampilan ... tunggu dulu ... sabar .... adakan penyelidikan kalau perlu pasang mata-mata ... tanya sana ... tanya sini ... tidak usah malu ... kalau perlu tanya kepada saudara dekatnya. Eh bagaimana kehidupan dia selama ini?
Sudah jelas? OK masih samar-samar .... cinta butuh pengorbanan. Kita uji dia apakah dia mau memberikan sebagian saja? Atau mau memberikan segalanya? Atau malahan pelit? Eeee ternyata pelit. Ya bagaimana ini? Apa iya hidup hanya pas-pasan? Oh mau berkurban tetapi sebagian saja. Ya nilai cukup. Nah ternyata mau mengorbankan semuanya bahkan nyawanya? Waduh itu luar biasa. Ketika aku dalam bahaya dia mau melindungiku dengan melawan bahaya sehingga aku aman. Ia siapa itu tentu orang yang sangat pemberani pantas ia menjadi kekasih hatiku. Berbeda jika ia sayang akan jiwanya dan lari meninggalkan aku sendiri. Tentu ia seorang pengecut.
Lukas 14: 25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun, mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka. 26” Jikalau seorang datang pada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak menjadi murid-Ku.
Maksudnya siapa yang menjadi murid Yesus seperti orang mau menjadi kekasih Yesus. Maukah engkau memilih Yesus sebagai kekasihmu? Segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikuti Yesus. Dan engkau mau meninggalkan ayah, ibu dan sebagainya itu untuk mengikuti-Nya karena Kristus Yesus telah membuktikan diri mengurbankan nyawanya untuk kita semua. Berarti Ia kekasih sejati dan kita berkurban untuk-Nya dan mengikuti-Nya selama-lamanya. (Pratomo) dimuat di Mekum 5 September 2010

1 komentar: