Total Tayangan Halaman

Minggu, 27 Maret 2011

UPS Mendukung Sewa Tanah dan Ternak Sapi

Untuk anggaran tahun 2010 termin  ketiga ini kami di BKM Sarjumas masih harus mengadakan kegiatan yang tahun 2010 belum terselesaikan karena kurang lancarnya aktivitas. Sebagai pengurus yang baru ditunjuk untuk menggantikan petugas UPS yang lama aku langsung diserahi UPS yang belum harus menyelesaikan program terdahulu. Program itu menyewa sawah bengkok desa dan usaha ternak sapi.
Masyarakat desa Bojong membentuk kelompok swadaya masyarakat yang ketuanya R Jujung Widodo dengan nama KSM Tani Maju dengan anggotanya dari
RW 1 dikelola oleh LKM 4 bidang  anggotanya Pak Achmad Sanmukmin dari Rt 1/04 bengkok nomor 6 dan Pak Suman dari Rt 4 bengkok nomor 18 ,

RW 2 dikelola oleh Suharto dari Rt2/2 dengan dua bengkok nomor 15 dan 7 anggotanya Bu Admini Rt01/2 bengkok nomor 11; Pak Zaman Rt1/2 bengkok nomor 10 ; Pak Suhadi dan Pak Sugeng Suntoro Rt3/2 bengkok nomor 9 dan Pak Pardan Rt 3/2 bengkok nomor 12

RW 3 dikelola oleh Sudiarto Wartam Rt 3 bengkok nomor 14; Pak Jirun rt 4 / 3 bengkok nomor 5 dan 13; Pak Sarwani Rt 1/3 bengkok nomor 19; Pak Jujung Rt 1/3 bengkok nomor 17.
Sewa tanah bengkok tersebut dikerjakan oleh warga yang membutuhkan dan bersedia mengolah sawah dengan biaya pengolahan dari mereka dan biaya sewa oleh BKM. Warga sebelum panen harus memberitahukan kepada BKM dan UPS untuk diujual harga jual ditentukan oleh pengolah bersama BKM dan pembagiannya 60% untuk pengolah dan 40% untuk BKM / UPS.
Untuk ternak sapi UPS menganggarkan pembelian 2 sapi yang akan dikelola oleh KSM Pangestu yang diketuai Agus Dwi Prasetyo.
Pada hari Sabtu 2 April 2011 kami berlima, Pratomo, Puryanto, Turno, Agus dan pak Muhajir menuju pasar hewan Sokaraja untuk membeli dua ekor sapi. Kedua sapi itu seharga 10.600.000,-- sepuluh juta enam ratus ribu rupiah. Sementara anggaran yang disediakan 12.572.500,-- sehingga sisanya kami serahkan kepada yang memelihara sehingga nantinya keuntungan itu uang sebesar itu diperhitungkan sebagai harga sapi.
Tanggal 3 langsung membuat LPJnya sampai pk 23.00 dan mudah-mudahan hari Senin Selasa 4 dan 5 April ini mau diaudit tak ada masalah. Dan ternyata audit bisa berjalan lancar dan tidak ditemukan masalah yang berarti. (Pratomo)

Selasa, 22 Maret 2011

Berbuatlah Kebaikan


Akankah kebaikan dibalas dengan kejahatan? Bisa saja mungkin karena kebaikan-kebaikan kita bisa diartikan macam-macam oleh orang yang tidak mengenal kita. Apa yang dibuat Tuhan Yesus kepada jemaatnya luar biasa dam memberi pelajaran, namun orang-orang yang tidak mengenal-Nya bertindak sewenang-wenang bahkan menyalibnya.
Lalu pertanyaan kita sebagai pengikut Yesus, apakah kita berhenti berbuat kebaikan? Tentu tidak justru kita berharap berbuat kebaikan itu tetap kita lakukan dengan tulus seperti pelayan secara tulus melayani tuannya bahkan siap berkorban apa saja termasuk menyediakan nyawa bagi banyak orang. 
Bacaan: Yer 18:18-20; Mat 20:17-28

Sabtu, 12 Maret 2011

Pohon Bambu dan Pohon Pisang

Jadilah seperti dia yang dapat memberi perlindungan kepada anak-anaknya sampai ia mati.

Suami Yang Malang

Di sebuah kerajaan yang masih kolot terdapat seorang suami yang malang. Ia merasa malang karena wajah istrinya tidak cantik. Setiap hari ia berdoa kepada yang kuasa supaya wajah istrinya berubah menjadi cantik. Yang ada setiap hari hanya kemalangan saja. Ia tidak dapat bekerja dengan baik karena merasa malang... malang... kenapa menjadi begitu.
Pada suatu saat ia pergi ke gua bertapa untuk mencapai keinginan mempunyai istri yang cantik. Karena firasatnya akan berhasil ia pulang untuk mendapatkan istri yang cantik. Ternyata keinginannya terkabul. Istrinya berubah sangat cantik... ia sangat senang ... keluarga itu menjadi sangat bahagia. Tersiarlah berita kecantikan seorang wanita itu sampai ke kerajaan. Raja pun menginginkan wanita yang cantik itu, diutuslah para serdadu untuk mengambil wanita itu.
Kebahagiaan keluarga itu pun berubah menjadi kemalangan lagi. Sehingga suami itu tak mampu menolak kehadiran para serdadu yang beringas untuk mengambil istrinya itu. Akhirnya ia menyerahkan istrinya untuk dibawa kepada raja.
Ia kembali ke hutan bertapa dengan doa supaya wajah istrinya kembali sedia kala bahkan mungkin lebih jelek lagi supaya raja bosan dengannya.Tak lama kemudian berubahlah istrinya itu menjadi wanita yang berparas jelek.
Raja pun mengembalikan wanita itu ke desanya. Namun sayang suaminya tak ada di rumah. Sehingga ia mencari di tengah hutan. Akhirnya mereka bertemu seperti sedia kala dan saling menerima apa adanya, sehingga mereka bahagia dengan keadaan yang sebenarnya.

Kuda yang Gagah

Pada zaman dahulu ada seorang ayah yang bangga mempunyai kuda yang gagah. Setiap kali kuda itu dinaiki keliling desa. Ia merasa semakin merasa bangga karena penduduk di desa itu memperhatikan karena kuda itu satu-satunya kuda di desa itu. Karena ia akan pergi jauh yang tak bisa ditempuh dengan kuda, kuda itu dititipkan pada anak laki-lakinya. Dengan pesan jangan dinaiki kuda itu karena kuda itu belum kenal dengan kamu.
Setelah orangtua itu pergi anak yang dititipi itu ingin mencoba kuda yang gagah itu. Dia naiki keliling desa. Ia menjadi pusat perhatian penduduk di desa itu. Ia bangga. Pantesan bapak senang naik kuda. Pikirnya. Setelah lama berjalan anak muda itu tidak tahu bagaimana memberhentikan kuda itu. Wahhhh bagaimana ya kelanjutannya? Siapa si salah dalam hal itu?

Minggu, 06 Maret 2011

Hidup adalah Perjuangan

Bekalku hanya semangat
aku datang ke tempat ini tak bawa bekal apa-apa
sepotong pakaian dan bekal semangat dan sedikit ilmu
kulangkahkan kakiku menginjak tanah ini

Cintaku Semakin Kuat karena-Nya

Setiap nafasku cintaku, cinta kalian dan cinta-Nya
setiap waktuku hanya untuk-Mu
setiap itu juga pikiranku terganggu karena-Mu
istri dan anak-anakku adalah batu karangku pijakan hidupku
namun itu belumlah cukup
karena mereka pun tak ubahnya sepertiku
begitu masih rapuh tanpa-Mu
karena itu Sang Penciptalah yang harus menjadi batu pijakanku
yang akan lebih menguatkan aku
Marilah kita berdoa kepada-Nya
agar kita semakin kuat menjadi pijakan anak cucu kita.
Purbalingga, 6 Maret 2011

Tanah Bengkok

      Sebagai ketua RT 02 Rw 04 tahun 2011 saya mendapatkan tanah bengkok 2 bidang dari Kelurahan Bojong. Namun tanah ini tidak saya garap sendiri. Satu bidang saya serahkan bapak-bapak RT utnuk dijual. Dan yang satu saya serahkan ibu-ibu PKK untuk digarap. Saya diskusikan dengan bapak-bapak, tetapi mereka mintanya dijual saja, kira-kira laku satu juta rupiah padahal harus membayar lelang Rp 510.000,00. Sehingga kas bapak-bapak hanya mendapatkan Rp 490.000,00. Kalau ibu-ibu PKK minta tanah itu untuk digarap saja bagi hasil walau pun hanya dapat 40% dan yang menggarap mendapatkan 60%. Mudah-mudahan ide ini mendapat sambutan yang baik, karena menurutku kerja menjadi ketua Rt tidak perlu mendapatkan upah karena kerja sosial.

Sabtu, 05 Maret 2011

Mari Kita Bedoa

Istriku
Mari kita berdoa
mendoakan anak-anak kita dan  saudara-saudara kita
dan seluruh hidup kita ini doa
kita persembahkan kepada Tuhan
kita pasrahkan kepada Sang Pencipta
hanya Ia lah yang dapat menyelamatkan kita
kita syukuri anugerah yang diberikan kepada kita
kita usahakan karya-karya yang diserahkan kepada kita
kita serahkan kegelisahan-kegelisahan kita
karena kita percaya itu semua untuk menguji apakah kita tetap tabah menjalani
kehidupan ini secara nyata dan tetap menyembah kapada-Nya
Istriku
tetaplah menolong anak-anak yang tertinggal
jangan kita biarkan mereka merana
Tuhan akan selalu menolong kita.

Kamis, 03 Maret 2011

Kerasulan Awam Pendidikan di Paroki Santo Agustinus Purbalingga

 
Ditulis oleh Pratomo Hadi P.

       Paroki Purbalingga berdiri 1 September 1936. Pada hari itu, Rm. Neyens MSC mulai menetap dan melayani umat di Purbalingga. Sebelumnya pelayanan ikut Purwokerto. Sejak tahun 1935 para suster SND sudah memiliki karya pendidikan bagi sinyo dan noni Belanda. Jumlah umat pada saat itu hanya sekitar 60 orang (kebanyakan Belanda). Menurut seorang karyawan SMP Santo Borromeus, Yayasan Bhakti Mulia mengelola SGB Bhakti Mulia sampai dengan 1 Agustus 1961. Kemudian SGB Bhakti Mulia berubah  menjadi SMP Santo Borromeus dan baru 25 Juli 1988 kepengurusan diserahkan kepada Yayasan Santa Maria Pekalongan. Yayasan Santa Maria mengelola TK Santa Maria, SD Pius dan SMP Santo Borromeus.
Peran awam di TK dan SD sebagian besar menjadi guru yang bertugas mengajar sedangkan guru yang diserahi bertugas tambahan sebagai kepala sekolah yaitu Fx Rasam dan Al Suminto dan tugas sebagai kepala sekolah lainnya diampu oleh suster-suster yang ditugaskan dari Yayasan Santa Maria Pekalongan. Saat ini murid di SD Pius berjumlah 237 siswa sebagian besar beragama Kristen dan Katolik dengan diampu 20 orang guru dan 5 karyawan.
Sedangkan di SMP Santo Borromeus sejak awal yang diserahi kepala sekolah adalah guru awam bukan biarawan yaitu: 1) M Tjiong Gwan (Purbalingga 6/2/1932) menjadi kepala sekolah 1961-1994. Motto yang ia miliki: Banyaklah berdoa dan rajin belajar maka surga terbuka bagimu. 2) Heribertus Sutarsana (Bantul, 25-4-1963) menjadi kepala sekolah 1994-2004. Motto yang ia miliki adalah sesuatu yang baik harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dan dengan niat yang baik. 3) F. Supriyanto Ari Broto SPd. Menjadi kepala sekolah 2004-2009. Mottonya adalah setiap alumni SMP Santo Borromeus berjuang menjadi pribadi yang mencintai Tuhan berguna bagi sesame, bekerja serius dan berani belajar dari orang lain. 4) Drs. Ignatius Yelli Widiyanto (Purbalingga, 31 Juli 1966) menjadi kepala sekolah dari 2009 sampai saat ini. Pesan hidupnya: ”Hidup adalah sebuah pilihan maka bertanggung jawablah kepada hidup dan pilihanmu.
 Sampai saat ini SMP Santo Borromeus mempunyai siswa sebanyak 185 dengan didampingi 17 orang guru di antaranya seorang suster. Sebagian besar muridnya beragama Kristen dan Katolik.
Tahun 1979  Rm. Wahyobawono Pr. ditugaskan Purbalingga (sampai tahun 1984) memprakarsai berdirinya SMA Santo Agutinus. SMA Santo Agustinus berdiri tahun 1981 dengan membentuk Yayasan Santo Agutinus yang diketuai Antonius Setia Hadi sampai sekarang walau pernah digantikan oleh Soenadi BA (Alm). Yang pernah menduduki jawaban kepala sekolah SMA Santo Agustinus adalah:

1. Romanus Sirken BA           1 Juli 1981         - 15 Februari 1989
2.
Fx Yitno Puspohandoyo Pr 15 Februari 1989- 1 Januari 1990
3. Drs. Yosef Ngadirun           1 Januari 1990   - 1 Agustus 1997
4. Drs. Andang Isuraha           1 Agustus 1997 - 1 April 1998
5. Drs. Herman Yulianto          1 April 1998     - 1 Agustus 1999
6. Drs. Samuel Inuhan Balkari  1 Agustus 1999 - 23 Agustus 2003
7. Drs. Pratomo Hadi P.           23 Agustus 2003 - 2013
8. Ignatius Sukardiyo,B.A.      2013-2016 dan diperpanjang lagi sampai sekarang 2017 masih menjabat.
Saat ini tahun 2013 SMA Santo Agustinnus mempunyai 72 siswa dengan diampu 20 guru dan 6 karyawan dan selalu mendapat perhatian dari Mgr Julianus Sunarko dan romo Paroki Santo Agustinus untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bergerak di bidang pendidkan dan sosial dan juga menolong anak-anak yang berprestasi namun orangtuanya tidak mampu secara ekonomi.

Rumah Kita

Ini bukan rumahku malinkan rumah kita
karena kita bangun dengan tetsan darah kita
tetesan keringat kita, dan tetsan air mata kita

Ini juga bukan rumahku
karena siapa pun boleh masuk rumah kita
silakan saja karena ada 5 pintu yang dapat dipakai
untuk masuk ke rumahku
tiga pintu dari depan
satu pintu dari belakang begandengan dengan rumah tetangga belakang
satu puntu dari samping juga bergandengan dengan tetangga samping

rumah kita tempat kita berbincang-bincang
tentang kehidupan
tentang masa depan
tentu tentang kita

Selasa, 01 Maret 2011

Cincin Kawin Kita

Cicin Kawin Kita

Istriku
cincin kawin kita telah terjual
untuk membeli rumah dan pekarangan kita
tentu saja masih kurang ...
sehingga kita bayar dengan keringat kita ... darah kita dan kerja kita ...
dan sekarang bukan hanya melingkar di jari-jari kita
melainkan di seluruh tubuh kita
setiap kali kita bersama-sama .... di sanalah cincin kawin kita
dan aku tak pernah menyesalinya ... ternyata rumah kita lebih berharga
dan di sanalah kita tinggal dan bersuka ria bersama anak-anak kita
Purbalingga, 2 Maret 2011

Rumah Kita
Kita telah menempati rumah ini
dari kita tak punya apa-apa kecuali satu stel pakaian
kita usahakan bersama sampai-sampai cincin kawin kita kembalikan kepada penjualnya
Istriku
kita telah 28 tahun bersama hidup dan tinggal di dalamnya
semakin hari rasanya semakin senang saja
semakin hari rinduku semakin tebal
begitu kau tak di sampingmu aku rasanya sangat kesepian ...
rasanya semakin ketakutan ...
namun begitu kau datang ... kaulah cahaya hidupku
rumah kita menjadi terang...
menjadi bercahaya
menjadi nyaman
menjadi damai
tentu bersama anak-anak kita
Purbalingga, 2 Maret 2011